Materi PKN Kelas 4 Semester 1 : Pancasila sebagai Nilai Kehidupan
Mashenry.com-- Materi PKN Kelas 4 Semester 1 : Pancasila sebagai Nilai Kehidupan
Kisah Perjuangan Menuju Kemerdekaan: BPUPKI dan PPKI
Pada akhir tahun 1944,
keadaan dunia berubah drastis. Jepang yang selama ini dikenal sebagai negara
kuat mulai mengalami kekalahan besar dalam Perang Dunia II. Mereka
terus-menerus mendapat serangan dari pasukan Sekutu, sehingga kekuatannya
semakin melemah. Di tengah situasi yang kacau itu, para pemimpin bangsa
Indonesia melihat kesempatan untuk memperjuangkan kemerdekaan. Mereka mendesak
pemerintah Jepang agar segera memerdekakan Indonesia atau setidaknya memberikan
langkah konkret menuju kemerdekaan.
Merespons desakan tersebut,
Jepang akhirnya membentuk sebuah badan yang disebut Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam bahasa
Jepang dikenal sebagai Dokuritsu Zyunbi Coosakai. Badan ini dibentuk
pada tanggal 29 April 1945 dengan tujuan menyelidiki dan mempersiapkan
segala hal terkait kemerdekaan Indonesia.
Susunan BPUPK: Tanda Awal
Perjuangan Diplomasi
BPUPK dilantik oleh seorang
pejabat Jepang yang disebut Gunseikan. Struktur keanggotaan BPUPK
terdiri dari berbagai tokoh bangsa yang berpengaruh pada masa itu, yaitu:
- Ketua: Dr. Radjiman Wedyodiningrat
- Wakil Ketua: Raden Pandji Soeroso
- Wakil Ketua
Luar Biasa: Ichibangase (perwakilan dari Jepang)
- Anggota: Sebanyak 60 orang, tidak termasuk
ketua dan wakil ketua muda
Dua Masa Sidang yang
Bersejarah
BPUPK mengadakan dua masa
sidang untuk membahas dasar negara dan persiapan kemerdekaan:
- Sidang
Pertama: Dilaksanakan pada tanggal 29 Mei hingga 1
Juni 1945
- Sidang
Kedua: Dilaksanakan pada tanggal 10 Juli hingga 16
Juli 1945
Di dalam masa sidang pertama, para tokoh bangsa berkumpul untuk memikirkan dan merumuskan dasar negara Indonesia Merdeka. Banyak pandangan dan gagasan muncul dari para tokoh, namun ada tiga tokoh utama yang menyampaikan pandangan mereka secara terbuka di depan sidang.
Sidang Pertama BPUPK: Gagasan Dasar Negara
Pidato Muhammad Yamin: Mengusung Lima Asas Kebangsaan
Sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 menjadi sangat bersejarah karena
di sanalah Mr. Muhammad Yamin mendapatkan kesempatan pertama untuk
menyampaikan pandangannya. Dengan
penuh keyakinan, ia mengemukakan lima asas dasar negara yang menurutnya paling
cocok untuk Indonesia Merdeka:
- Peri Kebangsaan: Menjunjung tinggi rasa persatuan
sebagai bangsa Indonesia.
- Peri Kemanusiaan: Mengutamakan kemanusiaan dan
keadilan.
- Peri Ketuhanan: Menjunjung tinggi nilai ketuhanan
dan agama.
- Peri Kerakyatan: Melibatkan rakyat dalam
pengambilan keputusan secara demokratis.
- Kesejahteraan Rakyat: Memastikan kesejahteraan bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Gagasan ini sangat menginspirasi peserta sidang karena mencerminkan rasa
cinta tanah air dan keadilan sosial.
Pidato Prof. Dr. Mr.
Soepomo: Semangat Persatuan dan Kekeluargaan
Dua hari kemudian, tepatnya
pada tanggal 31 Mei 1945, giliran Prof. Dr. Mr. Soepomo menyampaikan
pidatonya. Beliau menekankan pentingnya persatuan bangsa dengan lima gagasan
dasar negara:
- Persatuan: Mengutamakan kesatuan bangsa
dalam setiap keputusan.
- Kekeluargaan:
Mengutamakan rasa persaudaraan di antara rakyat.
- Keseimbangan Lahir Batin: Mengharmoniskan kehidupan jasmani
dan rohani.
- Musyawarah: Mengutamakan keputusan bersama
melalui musyawarah.
- Keadilan Rakyat: Menegakkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Gagasan Prof. Soepomo ini menyiratkan pentingnya persatuan dalam keberagaman Indonesia.
Pidato Ir. Soekarno:
Lahirnya Pancasila
Pada tanggal 1 Juni 1945,
Ir. Soekarno tampil di hadapan sidang dengan pidatonya yang berapi-api
dan penuh semangat kebangsaan. Ia menawarkan lima asas dasar negara yang kemudian
dikenal sebagai Pancasila:
- Nasionalisme atau Kebangsaan
Indonesia
- Internasionalisme atau
Perikemanusiaan
- Mufakat atau Demokrasi
- Kesejahteraan Sosial
- Ketuhanan yang Berkebudayaan
Ir. Soekarno juga menyampaikan bahwa lima asas tersebut dapat diringkas
menjadi Tri Sila, yaitu:
- Sosio-Nasionalisme
(Nasionalisme dan Internasionalisme)
- Sosio-Demokrasi
(Demokrasi dengan Kesejahteraan Rakyat)
- Ketuhanan Yang Maha Esa
Bahkan, ia mengusulkan agar Tri Sila tersebut dapat diperas lagi menjadi Eka Sila, yang intinya adalah Gotong-Royong. Pidato ini sangat menginspirasi dan menggugah semangat kebangsaan para peserta sidang.
Pembentukan PPKI:
Melanjutkan Perjuangan Kemerdekaan
Setelah sidang kedua
selesai, BPUPK dibubarkan. Pada tanggal 9 Agustus 1945, dibentuklah Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Zyunbi Inkai.
PPKI bukanlah alat pemerintah Jepang, melainkan badan yang bekerja secara
mandiri untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
Sidang pertama PPKI digelar pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari
setelah Proklamasi Kemerdekaan. Dalam
sidang itu, diputuskan beberapa hal penting, yaitu:
- Mengesahkan
UUD 1945 dengan mengadopsi Piagam Jakarta sebagai
pembukaannya.
- Memilih Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia, yaitu Ir.
Soekarno dan Dr. Mohammad Hatta.
- Membentuk Komite Nasional Indonesia sebagai wadah musyawarah darurat.
Pelajaran Berharga dari Para Bapak Bangsa
Para tokoh bangsa menunjukkan sikap yang penuh teladan. Mereka
menghargai perbedaan pendapat, mengutamakan kepentingan bangsa, menerima hasil
keputusan bersama, dan selalu menjaga persatuan. Semangat kebersamaan ini
menjadi kekuatan dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan.
Kita sebagai generasi penerus harus belajar dari sikap para tokoh bangsa tersebut. Jadikan semangat gotong royong, persatuan, dan kebersamaan sebagai landasan dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita jaga persatuan dan terus melanjutkan perjuangan mereka dengan cara menjaga keutuhan bangsa dan negara Indonesia.
Post a Comment for "Materi PKN Kelas 4 Semester 1 : Pancasila sebagai Nilai Kehidupan"