Materi IPA Kelas 9 | Kelainan pada Sistem Saraf dan Alat Indra Manusia

Kelainan pada Sistem Saraf dan Alat Indra Manusia

Gangguan pada sistem saraf dapat terjadi akibat adanya kerusakan otak ataupun bagian saraf lainnya. Kerusakan pada otak dapat terjadi karena adanya benturan keras atau karena pengaruh makanan dan obat-obatan.

Benturan pada kepala yang mengenai bagian ingatan akan menyebabkan amnesia. Benturan yang mengenai bagian lain seperti bagian penglihatan maka yang terganggu adalah penglihatan seperti mengalami kebutaan, begitu pula jika mengenai bagian otak lainnya. Pengaruh penggunaan obat-obatan terutama obat terlarang seperti narkoba akan menghancurkan fungsi otak. Selain itu, jumlah sel otak pun akan menurun dan otak akan menciut. Seiring dengan kehancuran otak, maka koordinasi, daya ingat, penglihatan, pendengaran dan seluruh tubuh kita akan terganggu fungsinya. Mengonsumsi obat terlarang adalah awal kehancuran dari seluruh bagian tubuh kita tanpa bisa kita perbaiki lagi.

Gangguan pada alat indra dapat terjadi karena adanya gangguan pada sistem saraf terutama otak atau akibat kerusakan pada alat indra itu sendiri.

1. Gangguan pembau
Gangguan pembau umumnya terjadi akibat kita mengalami pilek akibat terserang virus influenza. Lendir pada hidung yang diproduksi dalam jumlah banyak saat pilek membuat hidung tersumbat dan bau dari zat kimia tidak sampai pada organ olfaktori. Virus influenza yang tidak juga sembuh dapat menyebabkan peradangan pada hidung atau sinusitis. Saat flu biasanya nafsu makan kita hilang karena bau dari makanan yang membangkitkan selara makan kita tidak tercium hidung. Bau makanan akan
merangsang otak yang akan mempengaruhi pengeluaran enzim pencernaan.

2. Gangguan pengecapan
Gangguan pengecapan dapat terjadi jika lidah sebagai indra pengecap mengalami gangguan. Gangguan dapat berupa timbulnya bercak-bercak putih yang menutupi puting pengecap pada lidah, sehingga rasa dari makanan tidak masuk dengan sempurna dalam puting pengecap.Bercak putih biasanya berupa kumpulan bakteri yang dapat timbul akibat panas dalam, akibat suka mengkonsumsi makanan atau minuman yang terlalu dingin atau terlalu panas atau kurang rutin dibersihkan.

3. Gangguan pada kulit
Gangguan kulit akan mempengaruhi kerja ujung saraf yang terdapat pada kulit. Gangguan kulit biasanya kita rasakan sebagai rasa gatal. Gangguan tersebut dapat berupa panu, kudis, kurap atau borok. Penyakit ini biasanya ditimbulkan oleh bakteri atau jamur yang bersifat parasit pada kulit kita. Jamur atau bakteri menjadikan jaringan kulit sebagai tempat tinggal sekaligus sebagai sumber makanannya. Untuk menghilangkan penyakit kulit dapat digunakan antibiotik atau fungisida, namun alangkah lebih baik jika kita mencegahnya dengan pola hidup yang bersih.

4. Gangguan pendengaran
Gangguan pendengaran selain terjadi akibat gangguan pada sistem saraf, dapat juga terjadi akibat adanya pengerasan. Manusia umumnya hanya dapat mendengar bunyi dengan frekuensi dari 20 - 20.000 Hertz (Hertz = ukuran satuan getaran). Gangguan alat pendengaran bisa merupakan kerusakan yang permanen karena tidak dapat dibantu oleh alat bantu pendengaran. Kerusakan permanen dapat disebabkan oleh gendang telinga (selaput Timpani) pecah, saraf pendengaran putus atau sudah tidak sensitif, pusat saraf di otak rusak, dan rusaknya tulang martil, tulang landasan, atau tulang sanggurdi.
Sementara itu, gangguan yang lebih ringan pada alat pendengaran dapat terjadi karena infeksi pada bagian telinga, kotoran menumpuk, dan cairan limfa di saluran rumah siput tidak normal (misalnya terlalu pekat).

5. Gangguan penglihatan

Gangguan mata terjadi jika penglihatan seseorang terganggu. Ada beberapa hal yang dapat mengganggu proses melihat, antara lain apabila terjadi kerusakan pada saraf mata yang menuju ke otak, misalnya sarafnya di suatu tempat terjepit oleh sejenis tumor. Gangguan pada pusat saraf penglihatan yang ada di otak menyebabkan orang buta, walaupun alat-alat lainnya normal. Pada usia lanjut, kornea mata yang bening dapat menjadi kabur. Hal ini dapat diatasi dengan transplantasi kornea dari donor mata yang sudah meninggal. Lensa mata dapat menjadi kabur karena penyakit katarak yang umumnya diderita oleh orang tua. Penyakit tersebut dapat disembuhkan melalui operasi.

Pada Mata yang normal bayangan jatuh tepat di bintik kuning pada retina. Gangguan mata juga karena jatuhnya bayangan tidak tepat pada retina, disebabkan lensa mata tidak dapat berakomodasi, atau bola mata terlalu pipih atau terlalu cembung. Berdasarkan jatuhnya bayangan pada retina, keadaan mata dibedakan menjadi miopi, hipermetropi, presbiopi dan astigmatisma.


Mata rabun jauh disebut miopi terjadi karena lensa mata terlalu cembung, sehingga bayangan jatuh di depan bintik kuning. (Gambar 1.27) Kelainan ini dapat ditolong dengan kacamata berlensa cekung (negatif).

Mata rabun dekat disebut hipermetropi terjadi karena lensa mata terlalu pipih, sehingga bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Kelainan ini dapat ditolong dengan kacamata berlensa cembung (positif). (Gambar 1.28)

Presbiopi umumnya terdapat pada orang lanjut usia. Penyebabnya daya akomodasi mata sudah berkurang. Lensa tetap pipih karena otot penggantung lensa tak dapat bekerja dengan baik. Keadaan ini dapat ditolong dengan kacamata lensa cembung (positif). (Gambar 1.29)

Astigmatisma terjadi karena bentuk lingkaran pemukaan bola mata tidak merata. Cacat mata ini dapat ditolong dengan kacamata silindris. Namun, bila astigmatisma tidak teratur, lensa silindris pun tidak dapat menolong. (Gambar 1.30) Rabun senja atau hemeralopi terjadi apabila seseorang kekurangan vitamin A. Bila hal tersebut terjadi secara berkelanjutan akan diikuti oleh gejala terbentuknya bintik putih (bitot spot), dan mengeringnya kornea (xeroftalmia) yang pada akhirnya akan terjadi kerusakan kornea (keratomalasi).

Mata juga dapat mengalami gangguan pada otot mata. Koordinasi otot mata yang tidak sama akan menyebakan mata juling.
Mata normal mampu membedakan 8 juta jenis warna. Orang yang tidak mempunyai sel yang peka terhadap ketiga macam warna utama tidak akan mampu mengetahui warna. Orang tersebut biasa dikenal dengan istilah buta warna total. Apabila sel reseptornya hanya peka terhadap satu atau dua macam warna utama, disebut buta warna sebagian. Buta warna merupakan penyakit turunan (genetik).


Post a Comment for "Materi IPA Kelas 9 | Kelainan pada Sistem Saraf dan Alat Indra Manusia"